Fakultas Perikanan
  • HOME
  • PROFIL
    Profil
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Struktur
    • Pimpinan
    • Program kerja & restra
    • Senat
    • SIMAKER
    Fasilitas
    • IFMOS Pelabuhanratu
    • IFMOS Ancol
    Departemen
    • Departemen Budidaya Perairan
    • Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan
    • Departemen Teknologi Hasil Perairan
    • Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
    • Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan
  • PENDIDIKAN
    PENDIDIKAN SARJANA(S1)
    • Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya
    • Manajemen Sumberdaya Perairan
    • Teknologi Hasil Perairan
    • Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
    • Ilmu dan Teknologi Kelautan
    PENDIDIKAN MAGISTER(S2)
    • Magister Ilmu Akuakultur
    • Magister Pengelolaan Sumberdaya Perairan
    • Magiaster Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan
    • Magister Teknologi Hasil Perairan
    • Magister Teknologi Perikanan Laut
    • Magister Ilmu Kelautan
    • Magister Teknologi Kelautan
    PENDIDIKAN DOKTORAL(S3)
    • Doktor Ilmu Akuakultur
    • Doktor Pengelolaan Sumberdaya Perairan
    • Doktor Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan
    • Doktor Teknologi Hasil Perairan
    • Doktor Teknologi Perikanan Laut
    • Dokltor Ilmu Kelautan
    • Doktor Teknologi Kelautan
  • Kemahasiswaan dan Alumni
    Kemahasiswaaan
    • Program Kreativitas Mahasiswa
    • Daftar Kegiatan Mahasiswa
    • Daftar Prestasi Mahasiswa
    Alumni
    • Himpunan Alumni IPB
    • Himpunan Alumni FPIK
    • Agrianita
    Lembaga Mahasiswa
    • DPM FPIK
    • BEM FPIK
    • HIMAKUA IPB
    • HIMASPER
    • HIMASILKAN
    • HIMAFARIN
    • HIMITEKA
    • FKMCIPB
    • FDC
  • SDG14
    FPIK IPB
    • Fakultas
    • Departemen Budidaya Perairan
    • Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan
    • Departemen Teknologi Hasil Perairan
    • Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan
    • Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan
  • Beranda
  • Rilis Berita
  • Cegah Covid-19, Dosen IPB Riset Biota Laut untuk Imunitas

Cegah Covid-19, Dosen IPB Riset Biota Laut untuk Imunitas

  • Sunday, 11 Oct 2020 12:34 WIB
  • sumber: Republika
#

Semua negara berlomba dalam melakukan riset dalam upaya mengendalikan meluasnya wabah Covid-19. Mulai dari melakukan penelitian untuk vaksin, obat hingga bagaimana upaya manusia agar tetap fit menjaga stamina tubuh.

Salah satu riset IPB UNIVERSITY yang berhasil mendapat pendanaan dari pemerintah Republik Indonesia akan dilakukan oleh Dr Kustiariyah Tarman, dosen IPB University dari Departemen Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) dan tim terkait riset peningkatan imunitas dari biota laut.

Departemen Teknologi Hasil Perairan sudah secara berkelanjutan meneliti dan mengembangkan biota laut untuk berbagai produk pangan maupun non-pangan. Riset ini rencananya akan dilaksanakan dua tahun. Tahun pertama fokus untuk formulasi dan karakterisasi produk yang dihasilkan. Dan tahun kedua untuk menentukan masa simpan (stabilitas selama penyimpanan) dan uji khasiatnya.

Dr Kustiariyah tertarik untuk melakukan riset terkait biota laut untuk imunitas karena menurutnya, sudah banyak literatur, baik berupa publikasi ilmiah maupun pengalaman empiris masyarakat tentang manfaat biota laut yang dapat meningkatkan imunitas. Di samping itu, Indonesia memiliki kekayaan hayati laut yang keragamannya sangat tinggi, namun masih banyak biota laut yang belum dieksplorasi.

“Bahan alam hasil laut (marine natural products) yang dilaporkan dapat meningkatkan imunitas tubuh di antaranya omega 3, peptida/protein, vitamin, mineral, beta glukan dan senyawa bioaktif lainnya. Komponen atau senyawa tersebut di antaranya dapat kita ekstrak dari ikan, makroalga/rumput laut, mikroalga, invertebrata contohnya teripang, fungi laut dan lain sebagainya,” ujarnya.

Saat ini Indonesia adalah salah satu produsen utama di dunia untuk berbagai biota laut, di antaranya tuna, rumput laut dan udang. Keragaman hayati laut Indonesia sangat tinggi dan memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan menjadi produk bernilai tambah. Namun, saat ini masih banyak sumberdaya hayati laut Indonesia yang belum dieksplorasi.

Menurutnya, pemanfaatan biota laut di Indonesia hingga kini masih belum maksimal, contohnya adalah rumput laut. Indonesia merupakan produsen utama rumput laut di dunia, namun sayangnya sebagian besar rumput laut tersebut masih diekspor dalam bentuk rumput laut kering atau sebagai bahan baku (raw materials).

Tantangannya, kata dia, adalah pengembangan biota laut menjadi produk bernilai tambah. Perlu kerjasama berbagai pihak yaitu peneliti, baik dari perguruan tinggi maupun lembaga penelitian, swasta/industri, pemerintah dan masyarakat. Jika kerjasama tersebut sudah terjalin dengan baik maka pengembangan produk berbasis biota laut dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan.

“Produk suplemen yang akan kami teliti adalah salah satu bentuk pengembangan produk berbasis biota laut. Selain untuk bahan pangan dan suplemen, biota laut juga mempunyai potensi yang besar untuk pengembangan produk obat dan kosmetik. Biota laut mengandung berbagai senyawa bioaktif diantaranya sebagai antimikroba, antikanker, dan antioksidan,” ujarnya.

Dengan riset ini diharapkan akan tersedianya suplemen berbasis biota laut yang dapat bermanfaat untuk meningkatkan imunitas. “Selain itu, meningkatnya nilai tambah biota laut yang digunakan juga dapat menjadi pemicu bagi masyarakat pesisir untuk menyediakan bahan baku yang digunakan, misalnya dengan kegiatan budidaya teripang,” paparnya.

Dr Kustiariyah berharap riset ini dapat berjalan dengan baik dan lancar serta menghasilkan produk yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Berita Lainnya

  • Departemen PSP FPIK IPB Diskusi Keberlanjutan Pengelolaan Lobster Skala Kecil

    11 October 2020 12:39
  • Ir Hikmat Rusdi Terpilih sebagai Ketua Himpunan Alumni FPIK IPB 2020-2023

    11 October 2020 12:42

Rilis Berita

  • Tim IPB University Turut Berpartisipasi Mencari Pesawat Sriwijaya SJ 182 11 Jan 2021
    <p>Kejadian jatuhnya pesawat Sriwijaya Air dengan kode penerbangan SJ182 rute CKG-Pontianak menghentak rasa kemanusiaan kita semua di tengah pandemi COVID-19. Lokasi jatuhnya pesawat yang tidak jauh dari lokasi keberangkatan dan disinyalir di sekitar Pulau Laki, Kepulauan Seribu mendorong partisipasi banyak pihak.</p> <p>IPB University dalam kapasitasnya yang terbatas juga turut berpartisipasi dengan mengirimkan utusan pencarian yang dipimpin Dr Syamsul Bahri Agus, Kepala Program di Pusat Studi Bencana (PSB), Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University.</p> <p>Dr Syamsul Bahri bekerjasama dengan masyarakat Pulau Lancang melakukan pencarian dengan menggunakan alat pendeteksi echosounder. Dengan peralatan ini, paling tidak upaya penelusuran berbagai obyek dapat dilakukan sehingga semua lokasi sebaran dari berbagai benda yang berasal dari pesawat SJ bisa dikumpulkan.</p> <p>“Lokasi yang diduga titik jatuh dan sebaran puing-puing pesawat bersubstrat berlumpur dengan tingkat visibility rendah. Sehingga harus dilakukan secara teliti atau dapat memastikan obyek benda atau bukan. Tim berada di lapangan untuk bersama-sama dengan pihak lain melakukan pencarian,” ujarnya.</p> <p>Pada Minggu, 10 Januari 2020 pagi pukul 08.00 WIB, Tim Ilmu Kelautan IPB University berhasil mendeteksi paparan logam di dasar perairan Pulau Lancang. Lokasi tersebut berada di arah selatan lepas pantai Pulau Lancang, sejauh 8 mil dari bibir pantai pulau tersebut.</p> <p>“Ada objek mencurigakan yang kami yakini adalah logam yang merupakan bagian besar dari Pesawat Sriwijaya. Objek tersebut terdeteksi sepanjang sekitar 1 mil di radius pendeteksian. Deteksi data logam berat tersebut dilakukan oleh alat instrumen kelautan sederhana Echo Sounder Aquamap 80 Garmin. Data-data tersebut kemudian kami berikan kepada tim pencarian Kopaska TNI AL dan juga tim Basarnas,” imbuhnya. (**/Zul)</p>
    https://ipb.ac.id/news/index/2021/01/tim-ipb-university-turut-berpartisipasi-mencari-pesawat-sriwijaya-sj-182/44fe197e4437a3c9a05573aff140e76d
  • Berhasil Bina Warga Sukadamai, Himakua IPB University Dapatkan Pendanaan PHP2D 11 Jan 2021
    <p>Himpunan Mahasiswa Akuakultur (Himakua), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University berhasil mendapatkan pendanaan Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia pada Agustus 2020 yang lalu. Himakua membawa program Budidaya Ikan Nila Nirwana dan Budidaya Maggot sebagai pakan alami.</p> <p>Kegiatan PHP2D Himakua dilaksanakan di Desa Sukadamai, Kecamatan Dramaga, Bogor, dan telah berlangsung selama kurang lebih lima bulan. Saat ini ikan Nila Nirwana yang telah ditebar akan dapat dipanen sekitar akhir Januari atau di awal Februari nanti.</p> <p>Pemanenan Ikan Nila Nirwana juga sebagai penutup dari program binaan PHP2D yang dilakukan oleh Himakua.<br /> Selain Budidaya Ikan Nila Nirwana, Himakua juga membawa program Budidaya Maggot yang kini telah sukses dilakukan. Ke depannya Budidaya Maggot ini akan terus dikembangkan agar setiap orang di Kelompok Tani Sukadamai memiliki maggot sendiri.<br /> “Maggot dapat digunakan sebagai pakan alami untuk ikan konsumsi. Seperti kita ketahui bersama bahwa biaya untuk pellet ikan sangatlah besar. Dengan adanya maggot ini, dapat menekan penggunaan pellet sehingga biaya produksi untuk budidaya ikan konsumsi khususnya untuk pellet dapat berkurang,” ujar Muhammad Roikhan Amanullah, Ketua Himakua.</p> <p>Dalam kunjungan yang dilakukan Himakua ke Desa Sukadamai (9/1), Roikhan mengenalkaan kepengurusan baru Himakua kepada Desa Sukadamai dan memberikan empat karung pakan untuk kebutuhan Budidaya Ikan Nila Nirwana yang sedang berjalan.<br /> <br /> Desa Sukadamai sendiri memang sangat menyambut hangat dan positif kedatangan Himakua sejak dua tahun lalu untuk membina desa. “Kami yang sebelumnya tidak tahu apa-apa sekarang ini sudah banyak tahu dan banyak ilmu baru yang diterapkan pada kami,” ujar Nadi Ketua Kelompok Tani di Desa Sukadamai.</p> <p>Ke depannya Himakua masih terus membangun hubungan yang baik dengan Desa Sukadamai. Divisi Sosial dan Lingkungan Himakua juga sudah merancang untuk tetap memberikan pembinaan di Desa Sukadamai dengan mengembangkan komoditas ikan hias yang sebelumnya sudah terbentuk. Himakua juga akan bergerak ke arah pengolahan ikan konsumsi dan memberikan pembinaan terkait sistem marketing serta pencairan pasar yang lebih luas untuk penjualan hasil budidaya ikan konsumsi. (**/Zul)</p>
    https://ipb.ac.id/news/index/2021/01/berhasil-bina-warga-sukadamai-himakua-ipb-university-dapatkan-pendanaan-php2d/749de37d3648edc224833015bdf7040d

Info

Tidak ada info terbaru saat ini

Agenda

Tidak ada agenda terbaru saat ini

...
FPIK - IPB University
Jl. Agatis, Kampus IPB Dramaga Bogor
   fpik@ipb.ac.id
   +62 251 8622909 - 8622911
   +62 251 8622907

Tautan

  • Institut Pertanian Bogor
  • Kemenristekdikti
  • Kemendikbud
  • Kementerian Kelautan dan Perikanan
  • Admisi IPB
  • IPB Help Center
  • Apps IPB
  • Journal
  • Repository
  • Sistem Informasi Terintegrasi(SITI)
  • Lecture Management System(LMS)

© 2020 FPIK - IPB UNIVERSITY