.png)
fpik.ipb.ac.id--Prof Nurjanah, Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB university mengatakan Indonesia kaya raya dengan biota yang belum ditemukan dan berpotensi menjadi gudang inovasi.
Nurjanah menceritakan beberapa inovasi yang telah dikembangkan dan juga bimbingannya dalam inovasi hasil perikanan. Salah satu inovasinya adalah minuman berbasis lintah laut yang dicampurkan temulawak dan rosella sebagai antioksidan dan antikolestrol.
“Ketika dipublikasi banyak yang menghubungi saya tetapi kita tahu lintah laut tidak ada yang dibudidayakan sehingga sebanyak apapun inovasi komoditas kita sangat luar biasa kaya tetapi belum tuntas” Tuturnya dalam Estuary Speaks #7 berjudul Aquatic Product Technology: From Laboratory towards Maritime Industry 4.0 for Society (8/10).
Menurutnya pemanfaatan perikanan harus zero waste yaitu tidak ada limbahnya untuk semua produk yang dihasilkan. Isu kesehatan yang berkembang saat ini adalah hipertensi, menurut Prof Nurjanah dengan garam rumput laut yang dikonsumsi dapat menguranginya. Bahkan buangan hasil garam rumput laut dapat digunakan sebagai kosmetik sebagai alternatif dari bahan dasar mikroplastik.
“Selama ini beberapa kosmetik menggunakan mikroplastik kalau (buangannya) masuk ke air akan masuk ke dalam ikan dan masuk lagi ke kita” Diutarakannya.
Ditambahkannya oleh Prof Nurjanah, rumput laut secara umum mengandung bahan bioaktif polisakarida, dan serat. Hasil pemanfaatannya bisa berupa minuman yang dicampur dengan bahan-bahan alami lainnya. Khasiatnya sebagai antikanker dan antioksidan berkat kandungannya.
Inovasi-inovasi pemanfaatan di Indonesia harus beragam dikarenakan tantangannya sebagai negara tropis. Negara tropis dikenal memiliki banyak spesies tetapi populasinya sedikit sedangkan negara subtropis spesies sedikit tapi populasinya banyak. Bahan baku yang beragam menjadi kunci keberlanjutan agar tidak habis di alam.
(Penulis Muhammad Ihsan Aparirama)