
fpik.ipb.ac.id--Keahlian komunikasi merupakan softskill pertama dari 10 top softskill yang paling dibutuhkan di masa sekarang ini. Oleh karena itu, kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif merupakan hal penting yang perlu dimiliki oleh setiap orang. Komunikasi merupakan suatu keterampilan yang diasah dan bukan diperoleh dari teori saja.
Untuk lebih meningkatkan softskill dalam komunikasi, maka Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University melalui program hibah softskill dari Direktorat Kemahasiswaan dan Pengembangan Karir IPB menyelenggarakan pelatihan “Excellent Communication: Kunci Sukses Zaman Now di Era Normal Baru (4/12)”
Acara ini dibuka oleh Dekan FPIK IPB University, Dr. Ir. Fredinan Yulianda, M.Sc. Dalam sambutannya, Dekan FPIK menyatakan pentingnya meningkatkan softskill komunikasi mengingat gaya komunikasi yang selalu berubah dari generasi ke generasi. Beliau juga menekankan pentingnya komunikasi yang baik dalam suatu organisasi/institusi untuk mencapai tujuan bersama.
Pemberian materi pertama oleh Warsono Hadi Mulyono, SPsi, CPC dari Kubik Leadership. Narasumber pertama mengajak peserta untuk memahami konsep dasar komunikasi dan mengajak peserta mengikuti pelatihan secara aktif, karena pelatihan komunikasi yang efektif adalah dengan cara mempraktekkan komunikasi yang baik. Dasar komunikasi adalah perilaku. Perilaku adalah segala sesuatu yang bisa dilihat, dirasakan, dan didengar oleh orang lain sehingga menjadi kunci dalam penilaian seseorang.
Oleh karena itu dalam komunikasi dikenal dengan istilah modifikasi perilaku, yaitu segala usaha untuk memperbaiki perilaku sehingga orang lain bisa menerima kita atau menilai diri kita baik. Modifikasi tersebut seringkali sulit dilakukan karena diri kita yang tidak mau berubah.
“Bisa jadi selama ini kita ingin komunikasi yang lebih baik lagi, tetapi jangan-jangan kita hanya punya niat tanpa mengizinkan diri kita untuk berubah” diucapkan oleh mas Yono, sapaan untuk narasumber pertama.
Ditekankan kembali oleh mas Yono bahwa komunikasi adalah softskill yang sangat dibutuhkan. Menjadi komunikator yang handal harus tetap dilatih hingga zaman sekarang yang serba digital. Mendalaminya perlu memahami tiga prinsip dasar yaitu komunikasi adalah keterampilan, melakukan apa yang didapatkan, dan latihan.
“Melakukan setiap hari belum tentu ahli, tetapi aplikasikan apa yang sudah didapatkan dan latihan akan meningkatkan kemampuan” Dijelaskan oleh mas Yono.
Dilanjutkan oleh mas Yono, pemberian kesan yang baik dalam komunikasi mencakup tiga faktor yaitu visual, vokal dan verbal. Visual merupakan penilaian dari raut muka, gerakan dan gaya pakaiannya. vokal adalah intonasi dan suara yang digunakan selama komunikasi sedangkan verbal adalah pilihan kata-kata selama komunikasi. Tiga faktor tersebut diproses oleh lawan bicara dengan besar dampak yang berbeda-beda.
“Berarti yang kita harus sadari adalah visual dan vokal mempunyai pengaruh yang besar tetapi tanpa didukung verbal ibaratnya kita menonton film dan tertawa tanpa mengetahui kita tertawa karena apa” Diucapkan oleh mas Yono.
Dilanjutkan oleh narasumber kedua yaitu Mokhammad Fahmi Fauzi, SPi dari Nexplus.id. Kang Fahmi, demikian biasa dipanggil, menyampaikan excellent delivery dalam berkomunikasi, yaitu bagaimana cara meningkatkan faktor visual, vokal dan verbal dalam komunikasi. Dalam penyampaiannya untuk menjalin hubungan harus memperhatikan aspek visual seperti cara berpakaian (sesuai kondisi), adanya kontak mata, menampilkan ekspresi wajah yang sesuai, dan menggunakan bahasa tubuh yang terbuka.
“Visual adalah hal pertama yang dinilai sehingga pada saat bertemu dengan orang lain hal yang mudah dilihat adalah cara berpakaian kita rapi atau sesuai kondisi” Diungkapkan oleh Kang Fahmi
Vokal tidak kalah penting dalam penyampaian suatu pesan dimana harus memperhatikan volume, tempo, dan intonasi suara juga harus percaya diri selama melakukan komunikasi. Dalam penyampaian informasi secara verbal harus ada struktur dalam penyampaiannya sehingga lawan bicara mengerti apa yang kita sampaikan.
“Selalu gunakan bahasa yang dipahami oleh penerima pesan, artinya kita sebagai orang yang ingin menyampaikan pesan harus menyesuaikan dengan penerima pesan sebagai bentuk empati pada kondisi penerima” Diimbuh oleh Fahmi.
Dalam pelatihan dilakukan praktek komunikasi seperti building energy dan praktek komunikasi tertulis kepada dosen pembimbing.
SDGs 4 Quality Education
Penulis M Ihsan Aparirama dan Julia Astarini