
Dimas Angga Hedianto, SPi, Peneliti Muda di Balai Riset Pemulihan Sumber Daya Ikan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengatakan bahwa konservasi merupakan ujung tombak keberlangsungan suatu ekosistem yang mencakup tiga nilai penting. Yaitu perlindungan, pelestarian dan pemanfaatan yang menjamin keberlangsungan ekosistem.
“Konservasi tidak hanya terfokus pada satu bidang ilmu saja, melainkan konservasi merupakan multi disiplin ilmu yang mencakup ilmu ekonomi, sosial budaya dan ekologi,” ujarnya saat menjadi narasumber dalam Alumni Talk: “Being Conservationist in FUNtastic", akhir pekan lalu.
Dalam acara yang digelar oleh Himpunan Manajemen Sumberdaya Perairan (Himasper), Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB University ini, Dimas juga memberikan informasi terkait kegiatan magang yang tersedia di Balai Riset Pemulihan Sumber Daya Ikan Kemerian Kelautan dan Perikanan.
“Informasi ini pasti sangat dibutuhkan bagi mahasiswa, khususnya mahasiswa perikanan yang berencana untuk mengikuti program magang. Balai Riset Pemulihan Sumber Daya Ikan Kementerian Kelautan dan Perikanan menyediakan empat bidang magang. Yaitu bidang kemajuan stok, bidang konservasi, bidang rehabilitasi habitat dan bidang konservasi jenis dan genetika,” ujar alumni IPB University dari FPIK ini.
Sementara itu, narasumber lainnya yang hadir adalah Siti Kusmiati, SPi, General Manager at Seven Clean Class. Dalam kesempatan ini, Siti Kusmiati memaparkan mengenai kegiatan konservasi di bidang-bidang non pemerintahan, khususnya kegiatan konservasi di Non Government Organization (NGO).
NGO merupakan lembaga swadaya masyarakat yang didirikan oleh satu orang atau beberapa orang untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, salah satunya bidang yang ada di NGO yaitu bidang konservasi perikanan.
Menurutnya, NGO melakukan konservasi perikanan dengan tiga target utama yaitu ekosistem (terumbu karang, mangrove, lamun), jenis biota (dugong, penyu, pari manta) dan masyarakat (sebagai elemen utama terlaksananya kegiatan konservasi).
“Masyarakat merupakan elemen penting dalam konservasi yang perlu didampingi, diedukasi dan diajak untuk bekerja sama sehingga terwujud konservasi pengelolaan yang berkelanjutan,” ujarnya.
Di NGO tempat ia bekerja, yakni Divisi Seven Cleans Seas, mereka bertugas untuk membersihkan sampah yang ada di lingkungan pantai dan laut. ”Permasalahan terkait sampah laut merupakan isu global saat ini. Kalau tidak segera ditangani akan menyebabkan bahaya yang besar dimana sampah dari daratan yang menumpuk di laut akan terurai menjadi sampah yang berukuran mikroskopis. Sehingga kalau terjadi penumpukan terus menerus akan berbahaya bagi biota bahkan bisa menyebabkan kematian. Oleh karena itu, misi kami adalah mengajak banyak orang agar terlibat dalam aksi Seven Cleans Seas untuk menyelamatkan laut dari bahaya penumpukan sampah,” tandasnya.(**/Zul)