
fpik.ipb.ac.id--Kunci keberhasilan dalam sebuah tim adalah koordinasi dari pemimpin dan anggotanya. Kerjasama juga tidak luput dari komunikasi yang efektif serta kepercayaan dalam satu tujuan yang bersama. Hal ini tidak luput dari yang dilakukan dan yang dipercayai dalam kebersamaan di dekanat FPIK.
Sehingga rapat koordinasi antar bidang FPIK dilakukan untuk memantapkan kinerja FPIK dalam masa-masa yang mendatang. Dilakukan pada hari Rabu, 30 Maret 2022 di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Maksud pelaksanaan rapat koordinasi ini adalah menyamakan tujuan dan arahan dari berbagai bidang untuk mencapai kejayaan serta kesuksesan FPIK bersama. Kunci dalam sebuah kesuksesan adalah berkolaborasi dengan berbagai pihak.
Berbagai bidang hadir dalam rapat ini seperti bidang Riset dan Pengabdian Masyarakat, Inovasi dan Komersialisasi, Lab terpadu, Jurnal, Komsis, Promosi dan Publikasi, dan EMBRIO (Enhanching Marine Biodiversity Research in Indonesia). Berbagai bidang yang berada di FPIK IPB bukan menjadi penghalang untuk hanya fokus di bidangnya sendiri tetapi agar saling sinergis dalam semua usahanya. Ibaratnya semua bidang adalah pendayung dan kapalnya adalah FPIK IPB, dimana semua pendayung harus memiliki ritme dan kekuatan yang sama agar sampai dan selamat sampai tujuan. Berikut adalah berbagai kegiatan dan capaian yang telah dilaksanakan dari bidang-bidang dalam FPIK.
Salah satu kegiatan yang akan segera dilaksanakan FPIK IPB adalah seminar internasional Marbiouticom 2022 (Marine Biodiversity, Utilization, Conservation and Management) merupakan sebuah seminar yang dilakukan secara hybrid. Acara tersebut mendatangkan berbagai pembicara baik dari Jepang, Amerika Serikat, dan Inggris. Acara yang dilaksanakan tanggal 8-9 Agustus 2022 diketuakan oleh Charles Simanjuntak. Seminar kali ini akan mengangkat berbagai permasalahan di dunia perikanan seperti bioteknologi, marine bioprospecting, ekologi dan polusi. Publikasi ilmiah sangat melekat dengan sebuah instansi yang menjunjung inovasi, FPIK sebagai kampus yang penuh dengan inovasi juga akan merilis Jurnal tahun 2021 berjudul Jurnal Teknologi Perikanan dan Ilmu Kelautan.
FPIK mempunyai berbagai stasiun lapangan untuk mendukung penelitian serta pengabdian untuk civitasnya salah satu tempatnya adalah SLK Pelabuhan Ratu, Sukabumi. Berkembangnya dunia perikanan membutuhkan banyak terobosan inovasi agar terus berkembang. Prof. Mulyono mengusungkan sebuah SUA (Satuan Unit Usaha) untuk pendinginan ikan segar dimana berkolaborasi dengan nelayan sekitar. Diharapkan dapat meningkatkan nilai mutu hasil perikanan dan dapat menyejahterakan masyarakat sekitar.
Kebutuhan lapangan sebagai tempat praktik yang didapatkan dari perkuliahan kembali dingatkan oleh Irzal Effendi (Dosen BDP) sebagai implementasi berbagai rumpun pembelajaran. Dengan kerjasama pengembangan fasilitas lapang FPIK di Menjangan, Bali dimana terdapat tiga topik pengkajian ekowisata hutan mangrove, smart mariculture, dan smart bioflok. Harapannya adalah dengan stasiun lapang ini dapat mengedepankan penelitian dan pengabdian sesuai dengan skema MBKM.
Selain itu juga dapat mengedepankan kolaborasi dimana terdapat pengembangan udang vaname di pantai Jawa Barat yang meliputi berbagai bidang. Sebuah tindak lanjut kerjasama dengan pihak swasta bersama Pemerintah Morowali Utara untuk budidaya Gabus dan ikan lain. Selain itu ada beberapa harapan untuk melibatkan berbagai departemen untuk usaha pengabdian di daerah tersebut, Seperti Gabus untuk dibudidayakan dari Dosen BDP, lalu pengelolaan sumberdaya dari dosen MSP, dan pengolahan produk perikanan gabus dari THP juga penangkapannya dari PSP.
Selanjutnya FPIK dikenal sebagai kampus penuh dengan inovasi, sehingga penting untuk tetap mendukung dan menambahnya sehingga Nurjanah selaku bidang Inovasi dan komersialisasi,mengusulkan sebuah sistem inventarisasi seluruh inovasi di FPIK. Sistem ini berfungsi sebagai database inovasi juga dasar dalam insentif agar memacu seluruh innovator yang dalam FPIK membuahkan inovasi. Selain itu juga memacu proses hilirisasi dari berbagai inovasi-inovasi yang sudah dibuat dan agar segera terintegrasi dengan masyarakat luas seperti hak paten dan industrialisasinya.
Sebuah kampus tidak lengkap apabila tidak ada mahasiswa, peran kampus adalah dengan memberikan wadahnya untuk berkembang sehingga peran kemahasiwaan juga sangat penting yang dibawakan oleh Tri Hartanto terutama Ormawadi FPIK. Kemahasiwaan memiliki tugas mengawal masa-masa kampus mahasiswa dengan organisasi dan program-programnya. Salah satu kendala yang sering dihadapinya adalah dana, dimana ketiadaan dana jangan dijadikan alasan untuk tidak berkembang kembali diingatkan oleh Tri Hartanto. Saat ini Bidang Kemahasiwaan terus mendorong Ormawa FPIK untuk berkreatif dalam usaha mencari dana seperti program bina desa yang terus dilakukan oleh IPB dalam nama programnya PHP2D (Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa) sebagai salah satu contoh program bina desa.
Diakhir dari semua ini dengan mengetahui kondisi dan program-programnya berjarap menjalin silaturahmi serta sinergitas antar bidang FPIK agar berjaya dan selalu sukses.
(Ditulis oleh Muhammad Ihsan Aparirama)