
Indonesia Maritime Talk (IMT) Series 4 (5/9) membahas pengelolaan ruang laut Indonesia. Narasumber yang hadir adalah Arif Miftahul Aziz.
Dalam sambutannya Jetli Alexandri Lasut selaku Ketua Himpunan Mahasiwa Ilmu dan teknologi Kelautan (Himiteka), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University menyampaikan bahwa materi IMT Series 4 merupakan materi yang cukup baru di kalangan mahasisa khususnya mahasiswa kelautan. Jetli berharap tema ini dapat membuka ide berpikir serta wawasan peserta tentang laut Indonesia menjadi lebih terbuka lagi.
Dalam kesempatan ini Aziz menyampaikan tentang pengelolaan ruang laut. Menurutnya, cakupan pengelolaan ruang laut cukup luas. Mulai dari perencanaam ruang laut, konservasi kawasan dan keanekaragaman hayati, pendayaan pesisir dan pulau-pulau kecil, serta penataan dan pemanfaatan jasa kelautan.
Pembahasan Aziz lebih spesifik ke pengelolaan dan pendayagunaan pulau kecil. Pulau Kecil adalah pulau dengan luas lebih kecil atau sama dengan 2.000 kilometer persegi beserta kesatuan ekosistemnya (UU No.27/2007). Tipologi pulau-pulau di Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu berdasarkan proses pembentukan dan berdasarkan topografi potensi sumberdaya air.
“Berdasarkan proses pembentukannya, terdapat tiga jenis pulau. Yaitu pulau vulkanik, pulau karang dan pulau alluvium. Terdapat dua jenis pulau jika dilihat berdasarkan topografi potensi sumberdaya air yaitu pulau berbukit dan pulau dataran,” sebutnya.
Menurutnya, pulau-pulau kecil memiliki karakteristik yaitu secara fisik berukuran kecil dan terpencil, tidak mempunyai hinterland yang jauh dari pantai, memiliki daya dukung terbatas, terutama air tawar. Pulau kecil juga memiliki keterbatasan infrastruktur dan aksessibilitas, sulit mencapai skala ekonomi optimal, rentan terhadap perubahan lingkungan dan bencana alam. Sumberdaya hayati lautnya cenderung beragam dan melimpah, populasi terbatas dan relatif homogen, kemiskinan dan keterbatasan sumberdaya manusia serta tergantung pada ekonomi mainland. (**/Zul)