
Meningkatnya pengaruh perubahan iklim terhadap terumbu karang Indonesia juga mendapat perhatian serius dari berbagai pihak. Dua pakar dari IPB University, Dr. Perdinan dan Dr. Yonvitner, juga menyampaikan beberapa capaian dalam proses adaptasi perubahan iklim.
Capaian yang disampaikan adalah mengenai Nationally Determined Contribution (NDC) dan Climate Change Adaptation (API) yang dikoordinir oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia.
Dr. Perdinan mengatakan bahwa memahami perubahan iklim bukanlah sesuatu yang baru. Masalah ini banyak dibahas di berbagai forum. Lebih lanjut dijelaskan bahwa NDC telah mencantumkan informasi dampak perubahan iklim sebagai acuan.
Sementara itu, Dr. Yonvitner mengatakan bahwa perubahan iklim berdampak pada kawasan program Coral Triangle Initiative (CTI). Hal ini mengakibatkan peningkatan risiko dan kerentanan di daerah tersebut.
“Oleh karena itu, diperlukan upaya di berbagai level untuk menindaklanjutinya. Ruang konservasi laut juga perlu kita manfaatkan untuk menjadi lab lapangan kampus dalam mempercepat adaptasi perubahan iklim,” kata Dr. Yonvitner.
Direktur Adaptasi Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sri Tantri Arundhati mengatakan, risiko perubahan iklim semakin nyata. Ia meyakini berbagai peristiwa yang tidak pernah terjadi, seperti badai tropis yang masuk ke daratan pulau, merupakan indikasi perubahan iklim.
"Penurunan es di puncak Jaya Wijaya akibat kenaikan suhu", ujarnya. Ia juga mengatakan bahwa penjabaran NDC dan API telah disosialisasikan ke semua pihak, termasuk program aksi lainnya yang siap dijalankan. Dalam tindak lanjut ke tingkat tapak, diperlukan peran serta dari masing-masing lembaga agar lebih adaptif.
Sementara itu, Mamat Rahmat menyampaikan apresiasinya atas dokumen NDC dan API tersebut. Ia menegaskan, kedua dokumen tersebut harus bisa beroperasi hingga ke permukaan tanah.
“Setelah bahan-bahan ini tersedia, bahkan implementasi tingkat kecil juga harus dilakukan. Mungkin juga perlu untuk mengkaji bagaimana dampak positif dari perubahan iklim. Termasuk dampak perubahan perilaku satwa liar dan jumlah keanekaragaman hayati”, tutupnya