
Himpunan Manajemen Sumberdaya Perairan (Himasper), Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB University khususnya Divisi HRD (Human Resources Management) menggelar kegiatan webinar dengan nama Aquatic Curious (AQUARIUS). Kegiatan AQUARIUS kali ini mengangkat topik “Potensi Wilayah Perairan di Masa Pandemi” dan telah dilaksanakan pada hari Sabtu, 18 September 2021 yang dihadiri sebanyak 60 orang peserta.
Pembicara yang hadir dalam kegiatan AQUARIUS yaitu Dr. Ir. Dr. Luky Adrianto, M.Sc.. Beliau merupakan salah satu Dosen Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB University. Pada pemaparannya beliau menjelaskan beberapa poin bahasan yaitu Challenges dan opportunities sektor perikanan, keterkaitan pandemi Covid-19 dengan sektor perikanan, dan poin terakhir yaitu strategi perikanan kreatif pada masa pandemi Covid-19. Menurut Dr. Luky, sektor perikanan tidak pernah terlepas dari perairan, perairan merupakan “rumah” bagi sektor perikanan karena di dalamnya terdapat banyak sumberdaya perikanan dengan kelimpahan dan keragamannya. Perikanan juga menjadi instrumen penting dalam pengelolaan sumberdaya perairan.
Dr. Luky memaparkan bahwa tantangan yang dihadapi oleh sekor perikanan Indonesia adalah meningkatkan tata kelola pesisir dan tata kelola perikanan. Karena menurut survey “The Economist 2019”, Coastal Governance Index Indonesia berada pada peringkat 14 dari 20 negara dan menurut ”Ocean Prosperity Roadmap 2015”, Fisheries Goernance Index Indonesia berada pada peringkat 23 dari 28 negara. Hal ini menjadi tantangan bagi Indonesia untuk terus meningkatkan tata kelola pesisir dan perikanan agar lebih baik lagi kedepannya. Selain itu Dr. Luky juga menjelaskan opportunities yang dimiliki oleh Indonesia adalah wilayah perikanan yang luas baik wilayah perikanan laut maupun darat, sehingga hal ini harus dimanfaatkan dan dikelola dengan sebaik mungkin demi tercapainya perikanan Indonesia yang lestari dan berkelanjutan.
Sementara itu, menurut Dr. Luky, saat ini sektor perikanan Indonesia tengah menghadapi dua permasalahan yang beliau sebut dengan “Double Shock”, yang terdiri dari permasalahan “Climate Changes” dan permasalahan yang saat ini tengah menjadi permasalahan global yaitu “Pandemic Covid-19”. Pandemi Covid-19 yang dihadapi oleh sektor perikanan Indonesia saat ini telah mengganggu aspek “Human System” dalam pengelolaan perikanan, dimana human tersebut memiliki koneksi dengan aspek sosial-ekonomi sistem perikanan. Hal ini menyebabkan terjadinya broken demand perikanan sehingga dibutuhkan penanganan yang cepat dalam mengatasi permasalahan ini.
Pandemi Covid-19 yang tengah terjadi di Indonesia bahkan global telah menyebabkan produksi perikanan skala kecil menurun drastis. Namun menurut Dr. Luky, pandemi ini hanya berdampak pada perikanan skala kecil saja, untuk perikanan dalam skala medium sampai skala besar tidak merasakan dampaknya. Hal ini karena adanya dukungan dengan teknologi canggih yang dimiliki oleh perikanan skala medium sampai besar ketika melakukan kegiatan penangkapan ikan. Namun seiring berjalannya waktu, perikanan Indonesia mengalami peningkatan dibandingkan dengan awal terjadi pandemi. Menurut Dr. Luky, “Sektor perikanan pada saat Quarter 2 mulai pulih setelah mengalami penurunan yang drastis. Didukung oleh produksi dari kegiatan budidaya dan perikanan tangkap, dibandingkan dengan sektor lain seperti tanaman pangan, tanaman holtikultura dan sektor lainnya, sektor perikanan memiliki kenaikan paling tinggi”, jelasnya.
Selain itu, Dr. Luky juga menjelaskan strategi perikanan kreatif yang dapat dilakukan selama masa pandemi, strategi yang dimaksud yaitu “Double track strategy”. Strategi ini menurut Dr. Luky terbagi atas dua, yaitu WPP based economy dan Fisheries digital ecosystem. Strategi WPP based economy yaitu memfokuskan perikanan pada satu jenis sumberdaya. Pada saat sesi terakhir, Dr. Luky memberikan closing statement mengenai “kreativitas”. Beliau menjelaskan bahwa “Kejelian kreativitas akan muncul ketika kejelian kita mengindentifikasi problem muncul juga. Solusi dari berbagai permasalahan, khususnya di sektor perikanan adalah kreativitas”, sehingga beliau berharap bahwa kita dapat menchallange diri kita agar muncul kreativitas tersebut dan dapat menyelesaikan permasalahan khususnya permasalahan di sektor perikanan.
Kegiatan AQUARIUS ditutup dengan mendapatkan respon sangat baik dari para peserta. Peserta terlihat antusias selama mengikuti acara ini yang dibuktikan dengan aktifnya peserta pada saat sesi diskusi. Melalui kegiatan AQUARIUS ini, panitia berharap dapat menambah wawasan peserta mengenai sektor perikanan khususnya di masa pandemi dan diharapkan peserta dapat termotivasi untuk ikut berkontribusi dalam pengelolaan perikanan di Indonesia.