Sebuah inisiatif inspiratif telah dilaksanakan oleh Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim IPB University dalam program “Dosen Pulang Kampung 2024”. Program ini membawa para akademisi kembali ke daerah asal mereka untuk berbagi pengetahuan, khususnya dalam upaya pelestarian lingkungan maritim. Salah satu kegiatan terbaru dari program ini adalah pelatihan mikrofragmentasi karang yang diadakan di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, yang melibatkan Komunitas Smiling Coral Indonesia.

Pelatihan ini bertujuan untuk memulihkan ekosistem terumbu karang yang rusak akibat pemutihan karang (coral bleaching) dan ancaman lingkungan lainnya. Selama tiga hari, mulai dari 19 hingga 21 September 2021, para peserta mendapatkan kesempatan untuk belajar dan mempraktikkan berbagai teknik terkait pembibitan dan restorasi karang.

Pelatihan ini difokuskan pada lima aspek utama restorasi karang, yaitu: Pengenalan berbagai metode nursery karang:Peserta diajarkan tentang metode pembibitan (nursery) karang, mulai dari teknik penanaman hingga pemeliharaan yang berkelanjutan di lingkungan laut.Teknik pemotongan mikrofragmentasi:Mikrofragmentasi adalah metode yang mempercepat pertumbuhan karang melalui pemotongan karang menjadi fragmen-fragmen kecil berukuran 1-3 cm. Teknik ini mempercepat regenerasi karang yang rusak.Teknik penempelan fragmen karang pada media semen Setelah dipotong, fragmen karang dipasang pada substrat semen, menciptakan media yang stabil untuk pertumbuhan karang.Teknik pembuatan nursery karang:Para peserta juga dilatih dalam membangun nursery karang, struktur yang dirancang untuk melindungi dan mendukung pertumbuhan karang baru.Teknik pemantauan kesehatan karang di nursery:Melalui pelatihan ini, peserta dibekali keterampilan untuk memantau kesehatan karang, memastikan fragmen karang yang dipelihara tetap sehat dan dapat tumbuh dengan baik.

Pelatihan ini berhasil menghasilkan lebih dari 1000 fragmen karang dengan ukuran berkisar antara 1 hingga 3 cm. Fragmen-fragmen ini diharapkan dapat berkontribusi dalam memperbaiki kondisi ekosistem terumbu karang di Pulau Pramuka dan wilayah sekitarnya, yang selama ini mengalami kerusakan signifikan.

“IPB sudah mengembangkan metode fragmentasi karang sejak akhir tahun 1990-an yang menjadi titik awal pengembangan transplantasi karang di Indonesia. Saat ini, metode mikrofragmentasi dapat dilakukan lebih efektif karena peralatan dan teknologi sudah mendukung,” ujar Subhan, Dosen Ilmu dan Teknologi Kelautan, FPIK IPB yang berperan sebagai mentor utama dalam pelatihan ini. “Ini pengalaman baru dan metode yang baru kami lakukan. Selama ini kami hanya bisa melihat di tayangan video dari berbagai sosmed. Dengan pelatihan ini, kami bisa langsung mempraktikkan teknik yang sebenarnya,” ungkap Gian, salah satu peserta dari Komunitas Smiling Coral Indonesia.

Program pelatihan ini adalah bagian dari komitmen IPB University melalui Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim untuk terus mendukung pelestarian lingkungan laut dan pemberdayaan masyarakat lokal. Dengan keterlibatan aktif para dosen, seperti Subhan, serta antusiasme komunitas lokal, diharapkan restorasi karang dapat semakin berkembang dan menjadi bagian penting dalam memulihkan terumbu karang Indonesia yang terdampak perubahan iklim dan aktivitas manusia.