Monitoring restorasi terumbu karang bukan sekedar langkah evaluasi, tetapi kunci untuk memahami dinamika pemulihan ekosistem laut. Melalui Webinar School of Reef Restoration (Scores) yang kembali di gelar pada 21 Oktober 2024 dengan mengundang Idris dari Yayasan Terangi akan menceritakan pengalaman dan hasil dari monitoring terumbu karang di Kepulauan Seribu dan Banten.
Kegitan webinar dibuka dengan sambutan dari Dr. Beginer Subhan. “Sesi ke-2 akan melanjutkan diskusi mengenai monitoring restorasi terumbu karang yang menjadi fokus utama pada season ke-3 bersama Idris dan Yayasan Terangi. Idris akan berbgai cerita dan pengalamannya mengenai kegiatan monitoring yang dilakukannya pada kegiatan restorasi terumbu karang yang dilakukan di Kepulauan Seribu dan Banten”, ujar Dr. Beginer.
Dalam pemaparannya yang berjudul “Monitoring Restorasi Terumbu Karang di Kepulauan Seribu dan Banten”, Idris menjelaskan bagaimana proses monitoring dilaksanakan, yang terbagi dalam tiga fase kegiatan. Setiapn fase monitoring mempunya frekuensi dan lamanya waktu, serta fokus utama dalam memonitoring restorasi terumbu karang.
Selain itu, Idris memaparkan juga hasil dari laju pertumbuhan karang pada lifeform branching dan massive serta kaitannya dengan ketahanan dan perkiraan waktu optimal dalam melakukan kegiatan restorasi terumbu karang.
“Branching merupakan lifeform yang paling banyak digunakan dalam kegiatan restorasi terumbu karang karena cepatnya laju pertumbuhan dibandingkan karang massive, akan tetapi dalam segi ketahanan karang branching cenderung menjunjukkan penurunan ketika ada tekanan dalam lingkungan dan berbanding terbalik dengan karang massive yang menunjukkan ketahatan yang positif walau laju pertumbuhannya lambat”, ungkap Idris.
Dalam kegiatan monitorin, tidak hanya mengukur pada laju pertumbuhan karang, tetapi mencatata juga jumlah dan jenis karang yang bertahan, data biota asosiasi terkait dengan populasi biomasa dan juga tingkah laku ikan karang, stok assessment biodiversitas biota bentik non-karang.
Hal yang menarik pada hasil monitoring di Kepulauan Seribu dan Banten adalah populasi ikan karang yang lebih banyak ditemukan pada daerah restorasi dibandingkan terumbu alami. Selain ikan, jenis spons merupakan salah satu pesaing yang paling banyak dijumpai pada daerah restorasi.
Di akhir pemarannya, Idris memberikan rekomendasi pada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada kegiatan monitoring restorasi terumbu karang, seperti luasan area yang berkaiatan dengan jumlah fragmen karang yang ditanamkan, peningkatan rata-rata tutupan karang yang mendekati dengan lokasi alami, adanya kehadiran biota asosiasi, dan lainnya.
Dengan pengalaman yang memberikan pengetahuan lebih terkait kegiatan monitoring, banyak peserta yang bertanya pada sesi tanya jawab. Peserta yang merupakan para praktisi restorasi terumbu karang menanyakan dan berbagi kendala yang dihadapi kepada Idris untuk berdiskusi. Sesi tanya jawab berjalan dengan aktif hingga sesi berakhir.