Bogor, Indonesia – Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University dengan bangga menggelar Simposium Internasional ke-11 dari East Asia Fisheries and Technologist Association (EAFTA) 2024. Acara bergengsi yang diadakan di kampus IPB ini diselenggarakan oleh Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University, bekerja sama dengan Pusat Unggulan Pangan Antar-Universitas, Departemen Teknologi Hasil Perairan serta Himpunan Mahasiswa Teknologi Hasil Perairan.

Simposium yang berlangsung selama tiga hari ini bertujuan menjadi wadah terbuka bagi para ilmuwan, peneliti, pakar, dan praktisi di bidang perikanan dan kelautan dari berbagai penjuru dunia untuk bertukar pengetahuan dan mendiskusikan pencapaian terbaru dalam teknologi perikanan, pengolahan sumber daya kelautan, serta inovasi lintas disiplin. Topik-topik penting yang dibahas antara lain Teknologi Produk Perikanan, Pengolahan dan Pemanfaatan Sumber Daya Kelautan, Senyawa Biofungsional dalam Sumber Daya Kelautan, Keamanan dan Higienitas Pangan, Nutrisi Makanan Laut, dan Bidang yang berhubungan dengan Perikanan.

Simposium ini menarik perhatian lebih dari 100 peserta dari berbagai negara, termasuk Jepang, Tiongkok, Thailand, Kanada, Vietnam, Malaysia, Jerman, Tanzania, dan Indonesia, seperti yang disampaikan Prof. Dr. Mala Nurilmala, SPi sebagai ketua panitia symposium ini. Hari pertama acara ini menjadi momentum penting dengan kehadiran tiga pembicara utama dari tiga negara berbeda. Pembicara tersebut adalah Moh. Rahmat Mulianda, S.Pi, M.Mar dari Bappenas (Indonesia), Prof. Shugo Watabe dari Kitasato University-School of Marine Bioscience (Jepang), dan Prof. Soottawat Benjakul dari International Center of Excellence in Seafood Science and Innovation, Prince of Songkla University (Thailand).

Salah satu agenda utama simposium ini adalah sesi paralel (parallel session) yang didedikasikan untuk para peserta dalam mempresentasikan hasil penelitian mereka di depan audiens. Setiap peserta menyampaikan presentasi dengan topik yang berbeda-beda.

Selain paparan ilmiah, simposium ini juga menjadi saksi penandatanganan perjanjian kerja sama strategis antara empat negara, yaitu IPB University Indonesia, Iwate University Jepang, Hainan Tropical Ocean University China, dan University Malaysia Terengganu. Kerja sama ini diharapkan mampu memperkuat kolaborasi di bidang teknologi perikanan dan pengolahan sumber daya kelautan, sekaligus membuka jalan bagi inovasi dan pengembangan industri perikanan di tingkat global.

Prof. Dr. Ir. Fredinan Yulianda, M.Sc., menekankan bahwa simposium ini tidak hanya menjadi ajang diskusi akademis, tetapi juga platform penting dalam memperkuat jaringan kerja sama antarnegara. “Kami berharap simposium ini dapat mendorong terciptanya kolaborasi berkelanjutan yang akan meningkatkan produktivitas di sektor perikanan dan kelautan,” ujar Prof. Fredinan Yulianda.

Simposium Internasional EAFTA ke-11 ini menegaskan komitmen IPB University dalam mendukung kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang perikanan, sekaligus memperkuat posisinya sebagai institusi terdepan di kawasan Asia.

Hari Kedua Simposium Internasional EAFTA ke-11 Dihadiri Pembicara Terkemuka, Bahas Teknologi Perikanan dan Pengolahan Kelautan

Bogor, Indonesia – Simposium Internasional ke-11 dari East Asia Fisheries and Technologist Association (EAFTA) 2024 memasuki hari kedua dengan rangkaian acara yang lebih mendalam dan komprehensif. Pada hari kedua, simposium ini diisi oleh keynote speakers dari berbagai latar belakang, menghadirkan perspektif yang beragam dalam pembahasan seputar teknologi perikanan, pengolahan hasil kelautan, dan keberlanjutan.

Beberapa pembicara utama yang berpartisipasi dalam sesi ini di antaranya adalah Sri Rusmianawati, Direktur Pengolahan PT Aquafarm Nusantara, yang membahas peran industri dalam pengolahan hasil laut secara berkelanjutan. Rajendra Aryal, Country Director for Indonesia and Timor Leste sekaligus Liaison Official for ASEAN dari Food and Agriculture Organization (FAO), juga turut menyampaikan pandangannya terkait keberlanjutan perikanan di Asia Tenggara. Selain itu, Prof. Dr. Mala Nurilmala, S.Pi, M.Si, dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University, membahas inovasi terbaru dalam teknologi pengolahan hasil perikanan. Sesi ini turut dihadiri oleh Colette Wabnitz, Ph.D., dari Stanford Center for Ocean Solutions, yang memaparkan pentingnya kolaborasi internasional dalam menjaga ekosistem laut secara global.

Sebagai bagian dari rangkaian acara, simposium hari kedua juga menghadirkan special session yang mencakup pembahasan mendalam mengenai metode K-Value, sebuah metode pengujian yang digunakan sebagai indeks kesegaran ikan, yang diakui secara luas di dunia perikanan. Selain itu, digelar forum diskusi teknologi hasil perairan se-Indonesia, di mana para ahli dan praktisi berdiskusi mengenai inovasi dan tantangan yang dihadapi dalam pengolahan hasil laut di Indonesia.

Acara hari kedua ini diakhiri dengan pemberian apresiasi kepada para peserta yang terpilih sebagai best presenters. Penghargaan ini diberikan kepada para peneliti  dan mahasiswa yang telah mempresentasikan hasil penelitian terbaik mereka pada hari pertama simposium. Penghargaan ini diharapkan dapat memotivasi para peneliti untuk terus mengembangkan penelitian di bidang perikanan dan kelautan serta berkontribusi pada perkembangan sektor tersebut di masa depan.

Simposium Internasional EAFTA ke-11 ini terus memperkuat posisi Indonesia, khususnya IPB University, sebagai pusat inovasi di bidang teknologi perikanan dan kelautan di kawasan Asia Timur.

Hari Ketiga Simposium EAFTA ke-11: Peserta Ikuti Program “Agriventure” dengan Kunjungan Santai ke Berbagai Lokasi di Bogor

Bogor, Indonesia – Setelah dua hari penuh dengan diskusi ilmiah dan paparan dari berbagai pembicara terkemuka, Simposium Internasional ke-11 East Asia Fisheries and Technologist Association (EAFTA) 2024 menutup rangkaian acaranya dengan kegiatan yang lebih santai dan rekreatif pada hari ketiga. Agenda pada hari terakhir ini diberi nama *Agriventure*, di mana para peserta diajak mengunjungi berbagai lokasi menarik di sekitar Bogor, termasuk Kampus IPB University, Kebun Raya Bogor, dan Science Technopark IPB University.

Kunjungan pertama adalah ke Kampus IPB University, di mana para peserta diajak berkeliling untuk melihat lebih dekat beberapa fasilitas utama. Mereka mengunjungi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Gedung Rektorat, serta Galeri dan Museum IPB University, yang menampilkan sejarah panjang dan pencapaian institusi ini dalam dunia akademik dan inovasi. Pimpinan IPB yaitu wakil rektor bidang Riset, Inovasi Dan Pengembangan Agromaritim
Prof. Dr. Ir. Ernan Rustiadi, M.Agr dan Wakil Rektor Bidang Konektivitas Global, Kerjasama dan Alumni Prof. Dr. Ir. Iskandar Z. Siregar, M.For.Sc menerima peserta Agriventure dan berdiskusi tentang potensi kerjasama ke depan.

Kunjungan ini memberikan gambaran mendalam kepada peserta mengenai bagaimana IPB University mengembangkan pendidikan dan riset di bidang perikanan dan ilmu kelautan.

Setelahnya, peserta melanjutkan perjalanan ke Science Technopark IPB University. Di sini, mereka mendapatkan kesempatan untuk menyaksikan proses produksi air mineral “Botani,” salah satu inovasi unggulan dari IPB University. Selain itu, para peserta juga diperkenalkan dengan beragam inovasi lain yang dikembangkan di Science Technopark, juga kunjungan ke Gedung Startup Center (GSC) yang menunjukkan bagaimana teknologi dan penelitian dapat menghasilkan produk-produk berdaya saing tinggi hingga tahap hilirisasi dan bisnisnya.

Kunjungan terakhir adalah ke Kebun Raya Bogor, di mana para peserta bisa menikmati suasana alami yang sejuk dan menyegarkan. Mereka berkeliling di antara pohon-pohon raksasa dan beragam spesies tanaman yang berasal dari berbagai belahan dunia. Tak ketinggalan, para peserta juga memanfaatkan kesempatan ini untuk berfoto bersama, mengabadikan momen kebersamaan di lingkungan alam yang indah.

Hari ketiga yang lebih santai ini memberi kesempatan kepada para peserta untuk beristirahat setelah rangkaian kegiatan ilmiah yang intensif, sekaligus memperkenalkan Bogor sebagai kota yang kaya akan budaya, alam, dan inovasi. *Agriventure* menjadi penutup yang sempurna bagi Simposium EAFTA ke-11, menyatukan ilmu pengetahuan dan pengalaman menyenangkan dalam satu rangkaian acara.