Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University baru saja menggelar acara spesial, EMBRIO Vol.3 : “Being Internship in FPIK IPB,” yang menjadi penutup program International Youth Internship Program (IYIP). Lima mahasiswa asal Kanada dari Memorial University of Newfoundland, yang telah menjalani magang sejak Juni hingga September 2024, berbagi pengalaman menarik dan dampak program ini terhadap karier mereka di masa depan.

Acara ini dibuka oleh Dekan FPIK IPB, Prof. Dr. Ir. Fredinan Yulianda, M.Sc, yang menyampaikan apresiasi atas kolaborasi internasional ini. Dalam laporannya, Muhammad Fedi Alfiandi Sondita, M.Sc., Ph.D, bersama Dr. Mala Nurilmala, S.Pi., M.Si., selaku supervisor program IYIP, menjelaskan kontribusi luar biasa dari mahasiswa Kanada dalam pengembangan program akademik dan lapangan di FPIK. Keduanya juga bertanggung jawab atas kolaborasi strategis antara FPIK IPB dengan Memorial University of Newfoundland, yang menjadi dasar terlaksananya program ini.

Lima Mahasiswa Kanada, Lima Perspektif Berbeda.

Kelima mahasiswa Kanada yang terdiri dari Anya Helen Mary Kunicki, Kyle Cator Butler, John Alexander James, Ashley Erica Corcoran, Olusegun Chlazor Odumosu, datang dari berbagai latar belakang akademis, mulai dari ilmu kelautan hingga bioinformatika, dan berasal dari berbagai kota di Kanada. Perspektif mereka yang unik memperkaya dinamika magang, terutama dalam kegiatan lapangan seperti eksplorasi Teluk Palabuhanratu, mengikuti H2O Summer Course, International Agro-Maritime Camp di Bali, hingga terlibat dalam International Symposium of East Asia Fisheries and Technologist Association (The 11th EAFTA). 

Dalam sesi talkshow yang dipandu oleh Ensephabolia Sya’baniyah Asiadi, para mahasiswa Kanada ini berbagi pengalaman langsung mereka. Mereka mengungkapkan betapa program magang ini tidak hanya memberikan wawasan akademis yang sangat berharga, tetapi juga memperkaya pengembangan sektor perikanan dan kelautan di Indonesia serta Kanada. Selain itu, pengalaman magang ini memberi mereka kesempatan untuk memahami lebih dalam budaya Indonesia, mulai dari tradisi, interaksi sosial, hingga kuliner khas yang jauh berbeda dengan apa yang biasa mereka jumpai di Kanada.

Rekomendasi untuk Program Magang Mendatang.

Tak hanya berbagi cerita, para mahasiswa juga memberikan beberapa rekomendasi untuk perbaikan program ke depan. Mereka menyarankan adanya panduan yang lebih jelas antara kantor internasional terkait ekspektasi sebelum kedatangan dan saat tiba di Indonesia. Sebagai bagian dari pengalaman budaya, mereka mengusulkan untuk menghadirkan kelas Bahasa Indonesia seperti yang diberikan kepada siswa internasional. Mereka juga menyoroti perlunya pengurangan jumlah aktivitas berbayar dalam program, karena keterbatasan sumber daya membuat mereka harus melewatkan beberapa kesempatan penting.

Kolaborasi Global untuk Masa Depan Kelautan dan Perikanan, Direktur EMBRIO, Dea Fauzia Lestari, S.I.K, M.Si, berharap bahwa program seperti ini dapat menjadi landasan yang kokoh bagi kolaborasi internasional di masa depan. Menurutnya, jejaring global seperti ini sangat penting dalam menghadapi tantangan global, khususnya dalam bidang perikanan dan ilmu kelautan. Pengalaman unik dari lima mahasiswa Kanada ini membuktikan bahwa pertukaran ilmu pengetahuan dan budaya dapat memberikan dampak besar tidak hanya bagi perkembangan individu, tetapi juga untuk kemajuan sektor perikanan dan kelautan di Indonesia dan Kanada.

Dengan terlaksananya program ini, FPIK IPB semakin memperkokoh perannya sebagai pusat kolaborasi akademik global yang berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan, inovasi, serta jejaring global di bidang kelautan dan perikanan.