FPIK IPB – Negara Indonesia patut bersyukur bahwa 70 persen wilayahnya berupa perairan. Posisi strategis Indonesia di segitiga emas juga memberikan kekayaan sumber daya perairan yang melimpah. Potensi besar baik ikan dan non ikan patut dimanfaatnya semaksimal mungkin secara bijak. 

Menindaklanjuti kerjasama antara Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University dengan Fakultas Farmasi Militer Universitas Pertahanan Indonesia (Unhan), Prof Mala Nurilmala, Guru Besar Teknologi Hasil Perairan IPB University hadir menjadi pembicara dalam Kuliah Pakar Seri Ke-10  Fakultas Farmasi Militer Unhan, 9/6. Dengan tema “The Discovery, Development, and Regulation of Marine Natural Product”, Prof Mala memaparkan berbagai riset terkait bahan alami dari perairan Indonesia yang dikembangkan IPB. 

Khususnya, ia menjelaskan terkait penemuan bahan obat dari laut serta prospek produk laut alami di bidang farmasi dan kosmetik. Ia menjelaskan bahwa berbagai jenis habitat sumber daya alam akuatik berpengaruh pada senyawa bioaktif yang dihasilkan. Senyawa bioaktif alami ini telah dimanfaatkan di bidang pangan hingga kosmetik. Dari segi keamanannya lebih amin untuk tubuh manusia. “Potensi bioaktif alami ini dapat berguna sebagai biomedis dan biokosmetik. Harapannya, pengembangannya tidak sekedar riset, namun hingga komersialisasi dan hilirisasinya,”terangnya.

Diuraikannya, IPB University telah mengembangkan berbagai inovasi produk kosmetik dan farmasi dari bahan alami laut. Mulai untuk kegunaan antioksidan, antiglikasi, anti hiperglikemik, sediaan kapsul keras, dan berbagai pengembangan lainnya.  Contohnya buah mangrove api-api diekstrak senyawa antioksidannya, yakni fenolik. Selain itu, teripang dan jeroannya dieksplorasi senyawa antioksidannya sebagai bahan obat. Sesungguhnya, obat herbal dari negara tetangga menggunakan bahan utama dari perairan di Indonesia. “Sayangnya, Indonesia hanya mengekspor bahan materialnya tanpa ada pengolahan lanjut untuk produk turunan yang bernilai tambah, “ ungkapnya.

Lebih lanjut ia mengurai, kulit ikan tuna sirip kuning juga dapat diekstrak senyawa antioksidan dan hidrosilat kolagennya. Hidrosilat ini cocok untuk digunakan sebagai bahan kosmetik. Senyawa antiglikasi atau antiaging di dalamnya juga dapat menghambat reaksi glukasi protein yang menyebabkan penuaan. “IPB University  juga mengeksplor potensi protein ikan gabus sebagai anti hiperglikemik untuk menurunkan kadar gula darah. Gelatin dari bahan laut sebagai bahan dasar kapsul juga turut dikembangkan. Aktivitas antiinflamasi kuda laut juga turut dikembangkan. Kuda laut sebenarnya sudah terkenal sebagai obat tradisional Cina. Namun sebagian besar diselundupkan dari perairan Indonesia, “ jelasnya.

Namun tantangannya, menurutnya, sumber senyawa bioaktif biasanya terbatas. Habitatnya di alam juga belum dibudidayakan. Pemanfaatan senyawanya juga harus diekstraksi dan dimurnikan. Jumlah yang diperoleh juga kecil.  “Solusi yang harus dikembangkan adalah dengan melakukan screening dari awal, bukan untuk mengambil sebanyak-banyaknya tapi untuk disintesis dan mengetahui senaywa yang efektif untuk kebutuhan yang spesifik,”jelasnya. 

Upaya lain juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan bioteknologi dan budidaya laut. Budidaya laut ini dapat membuka lapangan pekerjaan di samping meningkatkan kesejahteraan secara menyeluruh.