Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB University mengadakan workshop dengan tema “Workshop and Stadium Generale on Resilient Aquaculture” pada tanggal 22-24 Oktober 2024. Kegiatan ini merupakan rangkaian kegiatan Inter University Center for Excellence in Food Security IPB University yang di danai oleh PUAPT atau pusat unggulan antar perguruan tinggi, dan berkerjasama dengan Nila Breeding Center, PT Pakan Sehat Unggul dan Aquacell.
Kegiatan ini dimulai dengan visitasi ke PT. Pakan Sehat Unggul dan Nila Breeding Center pada tanggal 22 Oktober 2024. Kegiatan utama yaitu workshop diadakan di Hotel Swiss-Belinn Gajah Mada, Medan, Sumatera Selatan pada Rabu, 23 Oktober 2024. Workshop ini dihadiri oleh Nila Breeding Center, PT. Pakan Sehat Unggul dan pembudidaya ikan nila di Danau Toba.
Benizar Husni, S.H., LL.M. selaku manajer dari NBC menjelaskan background dari SMEC group. SMEC group merupakan p erusahaan yang berkutat pada bidang kesehatan. Selain berkutat pada usaha di bidang kesehatan, SMEC group juga membentuk beberapa usaha di luar bidang kesehatan seperti agrikultur, skincare, makanan dan lain-lain.
Dalam sambutannya, Prof. Dr. Muhammad Agus Suprayudi menjelaskan bahwa terdapat tiga hal yang tidak pernah hilang di muka bumi yaitu pertama adalah food. Selama masih ada manusia maka makanan tidak akan hilang. Kedua energi dan ketiga adalah vision. Pada akuakultur terdapat tiga komponen utama yang dapat digunakan sebagai faktor penentu adalah bibit, diseases, dan cost production atau pakan. Pada kegiatan ini kita akan mendengarkan dan mendiskusikan tentang materi yang akan disampaikan oleh narasumber terkait akuakultur. Beliau berharap dengan adanya workshop ini, permasalahan yang muncul dapat diatasi.
Prof. Dr. Ir. Fredinan Yulianda, M.Sc. selaku Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB University berterima kasih kepada seluruh narasumber yang akan menyampaikan materinya pada workshop ini. Beliau berharap dengan adanya workshop seperti ini dapat memajukan dunia akuakultur, terutama pada komoditas ikan nila. Harapannya, IPB dapat menjadi role model untuk universitas lain untuk mengadakan workshop terkait budidaya ikan dari hulu hingga hilir.
Dr. Goshi Kato menjelaskan bahwa kerugian terbesar dalam faktor akuakultur disebabkan oleh penyakit, Penggunaan vaksin dapat menurunkan tingkat kerusakan dan menurunkan penggunaan antibiotik. Gamma-irradiated vaccine dapat digunakan untuk degenerasi protein dan membrane sehingga tidak ada metabolic activity sehingga dapat digunakan untuk induksi humoral imunity. Fish vaccination dapat dilakukan secara injeksi maupun perendaman (bagi benih ikan) tetapi juga bisa dilakukan secara oral melalui pakan. Bagian ikan yang menyerap vaksin setelah perendalam yaitu pada insang, kulit dan intestinal sistem.
Fajar Maulana, S.Pi., M.Si. menjelaskan bahwa terdapat dua metode pemuliaan ikan yaitu dengan cara konvensional dan modern. Seleksi atau pengembangbiakan selektif (selective breeding) merupakan metode pemuliaan untuk meningkatkan kualitas induk dan benih dengan memilih dan mengawinkan ikan-ikan terbaik. Seleksi induk relative sederhana dan dapat dilakukan sambil produksi. Calon induk terbaik masing-masing diambil 5-10% dan dipijahkan kembali akan menghasilkan anakan yang baik.
Dr. Hasan Nasrullah menjelaskan tentang investasi bagi ketahanan akuakultur melalui pakan aditif. Transformasi pakan menjadi good feed dapat dicapai dengan penggunaan feed additives. Terdapat 4 faktor pakan yang baik yaitu good for environment, good for fish, good for business dan good for consumers. Penambahan feed additives dapat menggunakan 2 cara yaitu menambahkan langsung ke pabriknya atau langsung on farm di area budidaya.biaya pakan bukan hanya tentang harga pakan atau total biaya pakan tetapi biaya pakan per nilai panen lebih penting.
Prof. Dr. Dedi Jusadi menjelaskan tentang manajemen pemberian pakan. Terdapat 4 faktor penentu produksi ikan yaitu pakan, penyakit, kualitas air dan ikan. Compensatory growth atau kompensasi pakan, dapat digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu. Laju pengosongan lambung ikan untuk memaksimalkan titik lapar ikan. Ketika pemberian pakan dinormalkan maka pertumbuhannya akan melesat.
Pada akhir kegiatan, Benizar Husni, S.H., LL.M. menyampaikan terima kasih kepada seluruh narasumber atas ilmu yang disampaikan. Beliau berharap kegiatan seperti ini dapat diadakan secara rutin dan jika memungkinkan dilakukan riset secara bersama-sama. Sebelum workshop ini ditutup, Prof. Agus juga menambahkan bahwa kegiatan ini memberikan manfaat bagi akademisi maupun pembudidaya. Pemberian materi oleh narasumber yang dilanjutkan dengan diskusi meghasilkan solusi-solusi yang dapt memecahkan permasalahan yang ditemukan sehari-hari. Beliau berharap kegiatan workshop seperti ini dapat dilakukan kembali dengan membawa harapan baru.
Pada hari terakhir, Kamis 24 Oktober 2024 dilakukan visitasi ke PT. IndoFarm Sukses Makmur. Perusahaan tersebut bergerak di bidang penggemukan sapi serta importir sapi.