Kegiatan Bimtek penggunaan alat tangkap ramah lingkungan untuk nelayan bubu dan gillnet dan aplikasi booster umpan bagi nelayan skala kecil telah dilaksanakan pada tanggal 21-22 Agustus 2024 di Aula Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten. Sementara, aplikasi penggunaan booster umpan dalam one-day trip uji coba penangkapan dilakukan di perairan Teluk Banten dari nelayan Lontar dan Kubang Puji. Kegiatan tersebut dihadiri dan dipantau langsung oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten Ibu Eli Susiyanti, SH, MH., MM; Kepala Bidang Perikanan Tangkap Bapak Dr. Sutirja Wijaya, SE, MM; Analis Pengujian alat penangkapan ikan Bapak Indra Supiyono Solihin, S.Pi; Nara sumber dan inventor booster umpan dari Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan FPIK IPB Dr. Zulkarnain dan Dr. Didin Komarudin, Para penyuluh perikanan kabupaten, serta nelayan alat tangkap bubu dan gillnet.  Ibu Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Banten dalam sambutannya menyatakan bahwa produksi ikan hasil tangkapan di Provinsi Banten selalu menurun, sehingga diperlukan bantuan alat tangkap kepada nelayan dan menerapkan inovasi teknologi yang dapat meningkatkan produksi ikan hasil tangkapan.

Keterbatasan akses input teknologi (IPTEK) tepat guna bagi nelayan skala kecil akan mempengaruhi produktivitas hasil tangkapan dari alat tangkap yang digunakan sekaligus dapat menurunkan pendapatannya. Keberhasilan suatu usaha perikanan tangkap tergantung pada beberapa faktor yang saling menunjang. Pemanfaatan sumberdaya hayati laut khususnya bidang perikanan tangkap bertujuan untuk mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya tanpa merusak kelestarian sumberdaya ikan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan beberapa persyaratan dalam teknologi penangkapan, yaitu alat tangkap yang efektif dan efisien dengan bahan yang baik, perbaikan kapal, alat bantu penangkapan ikan (teknologi tepat guna) dan perlengkapan kapal serta metode operasi penangkapan yang handal. Peran teknologi tepat guna dapat membantu dalam memperoleh hasil tangkapan yang optimal yang berimplikasi langsung terhadap pendapatan. Teknologi tersebut adalah booster umpan untuk memikat dan mengumpulkan ikan, setelah itu mudah ditangkap oleh alat tangkap yang digunakan nelayan.  

Booster umpan adalah inovasi teknologi alat bantu untuk memikat dan mengumpulkan ikan secara efektif karena adanya kandungan protein hewani dengan asam amino esensial yang menghasilkan bau sebagai rangsangan kimiawi (chemical stimuli) yang merangsang indera penciuman dan indera perasa ikan dan kondisi tersebut sangat disukai oleh ikan. Booster umpan terbuat dari kombinasi bahan alami seperti ikan rucah (tembang/pepetek/kapas-kapas), cumi-cumi, dan larutan pekat dari kombinasi bahan alami tersebut serta bahan penentu yang berasal dari daratan. Produk booster umpan adalah beku dengan berat minimum sebesar 250 g. Booster umpan telah melalui uji penelitian dengan beberapa alat tangkap milik nelayan, seperti bagan apung, pancing ulur, trammel net, gillnet (rampus), perangkap krendet, mini purse seine dengan hasil signifikan dan memberikan peningkatan margin produksi hasil tangkapan dari penggunaan booster umpan terhadap kontrol antara 50% – 170% dan sangat tergantung dari kondisi musim penangkapan ikan dan spesifik alat tangkap.

Kegiatan aplikasi booster umpan diawali dengan demo pembuatan booster umpan beku (300 g/boks) yang langung dilakukan oleh nelayan dan penyuluh perikanan. Kegiatan uji coba penangkapan pada alat tangkap gillnet (jaring rampus) menggunakan 20 boks booster umpan beku untuk 5 tinting dan akan dibandingkan dengan 5 tinting tanpa menggunakan booster umpan (kontrol). Hasil uji coba penangkapan dengan perendaman selama 1 jam telah memberikan kenaikan margin hasil tangkapan dengan penggunaan booster umpan terhadap kontrol sebesar 236%. Hasil tangkapan yang menggunakan booster umpan terdiri dari jenis ikan tenggiri, kembung, kuro, udang putih, parang-parang dengan total 3,7 kg (77%), sedangkan jaring rampus kontrol adalah ikan kuro, tenggiri, kembung, bawal putih dengan total 1,1 kg (23%). Kegiatan uji coba penangkapan pada bubu rajungan menggunakan 30 boks booster umpan beku untuk 30 bubu rajungan dan dibandingkan dengan 30 bubu rajungan tanpa booster umpan (kontrol). Hasil uji coba penangkapan selama 12 jam perendaman telah memberikan kenaikan margin hasil tangkapan dengan penggunaan booster umpan terhadap kontrol sebesar 165%. Hasil tangkapan yang menggunakan booster umpan terdiri dari rajungan 0,9 kg dan keong macan 4 kg (73%), sedangkan bubu rajungan kontrol hanya mendapatkan keong macan 1,7 kg (27%).

Berdasarkan hasil uji coba tersebut telah membuktikan bahwa booster umpan beku efektif memikat dan mengumpulkan ikan sehingga meningkatkan hasil tangkapan jaring rampus dan bubu rajungan. Dengan demikian kegiatan penangkapan ikan pada perikanan tangkap skala kecil membutuhkan teknologi inovasi booster umpan untuk meningkatkan hasil tangkapan dan pendapatan bagi nelayan.