Tim Fakultas Perikanan dan Kelautan IPB yang terdiri dari dekan (Prof Fredinan Yulianda), wakil dekan bidang sumberdaya, kerjasama dan pengembangan (Prof Mala Nurimala) dan Koordinator Bidang Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (Prof Sulisiono) diundang Perusahaan PT Regal Springs Indonesia (RSI) untuk melihat dan memberikan masukkan terkait kegiatan perusahaan perikanan tilapia terpadu. Hal  ini merupakan langkah awal kerjasama dalam pengembangan pangan biru/blue food khususnya ikan nila atau tilapia. Dalam kesempatan tersebut tim IPB Bersama FAO  berkunjung ke pembenihan (hatchery) ikan tilapia, pabrik pakan (feedmill), pabrik pengolahan (processing plant) di Kabupaten Serdang Bedagai  Medan. Sumatera Utara pada tanggal 7 Mei 2024.  Pada kunjungan ini, diinfomasikan bahwa ikan nila dibiakkan semi alami di wilayah pertambakan. Hasil produksi yang berupa larva dan anak ikan selanjutnya didederkan di kolam yang lain, dan kemudian dipindahkan ke Danau Toba untuk dibesarkan sampai ukuran 1,3-1,5 kg. RSI memproduksi pakan sendiri dengan protein tinggi sesuai kebutuhan pertumbuhan ikan nila. RSI mengolah ikan nila menjadi loin dan fillet yang diekspor ke luar negeri (uatamanya) dan pemasaran di dalam negeri. Semua bagian ikan termanfaatkan termasuk hasil sampingnya.   Kunjungan selanjutnya dilakukan di karamba jaring apung (KJA)/farming  pada 8 Mei 2024 di Kabupaten Toba, Sumatera Utara. RSI berkomitmen dalam memperhatikan lingkungan termasuk kualitas air melalui pengecekan berkala. Pemanenan/harvesting dilakukan lebih advance dengan cara menarik karamba ikan ke pendaratan dan mengambil ikan tersebut pumping yang disalurkan ke truck yang berpendingin untuk di bawa ke pabrik pengolahan.

President Director Regal Springs Indonesia, Rudolf Hoeffelman  menyambut baik kedatangan tim FPIK IPB University dan FAO. Beliau yakin melalui kegiatan ini merupakan awal kerjasama yang baik dalam mewujudkan transformasi pangan biru. Melalui budidaya perikanan yang berkelanjutan, RSI berkontribusi dalam penyediaan pangan berprotein tinggi. Konsep pangan biru (blue food) mendapatkan perhatian khusus saat ini ungkap Rajendra Aryal selaku Perwakilan FAO untuk Indonesia.  Pangan biru ini memiliki peran penting dalam mengurangi kelaparan dan kekurangan gizi termasuk stunting. Hal ini diperkuat oleh Prof. Fredinan Yulianda, dekan FPIK – IPB yang menyatakan FPIK IPB University siap berkontribusi dan bekerjasama dengan melibatkan mahasiswa sebagai bagian dari kegiatan MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka), penelitian, pengabdian, dan publikasi bersama yang melibatkan mahasiswa dan dosen.