fpik.ipb.ac.id— Sebagai negara yang memiliki luas laut lebih dari luas daratannya, ekonomi berbasis ekosistem laut menjadi salah satu lokomotif penting bagi negara-negara kepulauan, negara pulau, negara pantai atau negara maritim Untuk itu diperlukan sebuah tracking tools guna mengevaluasi kemajuan pembangunan ekonomi keluatan agar sesuai dengan kaidah dan prinsip keberlanjutan melalui sebuah instrument yang disebut sebagai BEDI (Blue Economy Development Index). Hal ini disampaikan oleh Dr. Luky Adrianto, dosen Departemen MSP, FPIK-IPB sekaligus penasehat utama PKSPL-IPB pada International Conference on Ocean Economy and Climate Changes Adaptation yang diselenggarakan atas Kerjasama antara pemerintah Norwegia bekerja sama dengan pemerintah Vietnam dan didukung oleh UNDP. Konferensi ini dilaksanakan selama 2 hari, 12-13 Mei 2022 secara hybrid di Hanoi, Vietnam dan melalui perangkat Zoom.
Konferensi dibuka oleh Wakil Perdana Menteri Vietnam, H.E. Le Van Thanh dengan sambutan dari Menteri Luar Negeri Norwegia, H.E. Anniken Huitfeldt. Dr. Luky Adrianto diundang sebagai salah satu panelis pada Sesi Tematik yang berjudul Blue Economy – COVID-19 Blue Recovery and Building Forward Better for a Climate-Resilient and Sustainable Ocean Economy bersama dengan Prof. Manuel Barange, Director, Fisheries & Aquaculture Policy & Resources Division, FAO, Ms. Christina Leala Gale, South Pacific Tourism Organization, Fiji; dan Dr Roland Roesch, Deputy Director, Innovation and Technology Centre (IITC), International. Kontribusi Dr. Adrianto dalam konferensi ini merupakan bagian penting dari jejak kehadiran IPB University dalam kancah internasional khususnya yang membahas tentang isu ekonomi kelautan yang juga menjadi bagian dari pencapaian target SDG14.
Dilanjutkan materi yang dibawakan oleh Dr. Adrianto dengan membahas pentingnya blue economy. Ialah semua kegiatan ekonomis yang dilakukan berkaitan dengan perairan laut berdasarkan pengertian European Commission sedangkan menurut World Bank ialah pemanfaatan berkelanjutan sumberdaya laut untuk pertumbuhan ekonomi. Blue Economy adalah sebuah istilah saja tanpa adanya pengukuran dalam kegiatannya sehingga paradigma keberlanjutan ialah terintegrasinya dari ocean-based economy, ekosistem manusia yang inklusif, membuat kesempatan kerja, dan inovasi wirausaha. Keberlanjutan perlu diukur terutama bagi negara yang didominasi laut dan negara maritim yang membuat laut menjadi salah satu sektor terbesar baginya.
Berdasarkan itu urgensinya sebuah pengukuran atau indeks dibutuhkan dalam mengukur keberlanjutan blue economy ialah BEDI (Blue Economy Development Index). BEDI dapat digunakan untuk mengukur perkembangan blue ecnomid dalam negaranya terutama bagi negara maritim. Berdasarkan itu juga dapat mengembangkan BEIS (Blue Economy Invesmtent Strategy) dengan memperhatikan kepentingan dan dampaknya. Selain itu, BEDI adalah salah satu tolak ukur dalam perhitungan SDGs 14 Life Below Water.