FPIK IPB—Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB University bersama dengan Universitas Tadulako, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Poso menggelar Focus Group Disscussion tentang “Pengembangan Industri Sidat Berkelanjutan Melalui Pengelolaan Sumber Daya dan Teknologi Produksi Hulu-Hilir Ikan Sidat Anguilla spp.”

FGD ini juga menghadirkan pihak yang berkait dengan perikanan sidat seperti penangkap, pembudidaya, pengusaha ikan sidat dan akademisi IPB Prof. Dr. Ir. Ridwan Affandi, DEA, Prof. Dr. Ismudi Muchsin dan Dekan FPIK IPB Prof. Dr. Ir. Fredinan Yulianda, M.Sc, yang berlangsung di Swiss-Belhotel Palu pada Kamis, 1 Desember 2022.

Sumberdaya ikan sidat (Anguilla spp.) sedang menghadapi ancaman dari tekanan penangkapan, degradasi habitat, pencemaran, dan modifikasi aliran sungai. Upaya pemanfaatan, perlindungan dan tatakelolanya harus berdasarkan kepada prinsip “science-based management”; “science-based economy”; dan “science-based policy and governance”.

“Permasalahan sidat Danau Poso saat ini bukan hanya permasalahan tekanan penangkapan dan upaya untuk meningkatkan keberhasilan budidaya, melainkan semua upaya-upaya yang terkoordinasi dan terintegrasi dari hulu hingga ke hilir untuk mencapai keberlanjutan, serta mempertahankan heritage dan ikon Danau Poso sebagai danau purba dan ciri khas Kabupaten Poso” disebutkan oleh Prof. Dr. Ir. Ridwan Affandi, DEA.

Pertukaran solusi dan ide tersampaikan saat FGD ini dengan adanya pendekatan Co-Management, pengaturan regulasi yang berpihak kepada masyarakat, manajemen budidaya yang baik, diversifikasi pengolahan ikan sidat, dan terintegrasinya sistem serta data pada perikanan ikan sidat.

Upaya pengembangan sumberdaya perikanan sidat secara berkelanjutan diperlukan usaha yang bersama dari berbagai pihak yaitu pemerintah, Non-Govermental Organization (NGO), Pihak swasta, Masyarakat dan akademisi untuk menindaklanjuti hasil FGD dan terus berpartispasi aktif.

“Koordinasi yang baik antar para pihak, dukungan kebijakan yang pasti dan kuat (termasuk memasukkan sidat sebagai spesies akuakultur prioritas), penegakkan hukum merupakan kunci utama bagi keberhasilan semua upaya dalam pemanfaatan sumberdaya ikan sidat berkelanjutan” Ditutup oleh Dekan FPIK IPB Fredinan Yulianda