Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University bekerjasama dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Badan Riset dan Inovasi Nasional, Institute of Deep Sea Science and Engineering (IDSEE) – Chinese Academy of Science (CAS), Republik Rakyat Tiongkok (RRT), menyelenggarakan University Lecture Tour on “Indonesia – China Joint Dive Expedition to Java Trench 2024”. Ibu Anisa Puspita sebagai PLT Bidang Kemaritiman Kemenkomarves menyampaikan bahwa baru 19% laut dalam di Indonesia yang dijelajahi sehingga kita perlu untuk belajar lebih lanjut dengan berkolaborasi dengan negara lain seperti China yang telah memiliki alat-alat yang memadai untuk menjelajahi bagian laut dalam. Kolaborasi ini ditujukan untuk mengeksplorasi potensi tersembunyi yang ada di laut dalam, meneliti biota dan ekosistem di laut dalam, membuka wawasan baru untuk aplikasi di bidang pengobatan dan teknologi, dan membantu identifikasi perubahan iklim dan risiko gempa di kemudian hari. 

Ekspedisi Indonesia – Cina ini telah dilakukan pada tanggal 22 Februari hingga 21 Maret 2024 di bagian laut dalam dari Palung Jawa. Ekspedisi ini juga telah mencatat sejarah baru untuk penyelaman ke laut dalam sampai ke kedalaman 7.178m. Prof. Dr. Ir. Ferdinan Yulianda, M.Sc selaku Dekan FPIK, IPB University dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada tim dan para peneliti yang terlibat dalam ekspedisi Palung Jawa tersebut. Prof. Ferdinan berharap aksi lebih lanjut dari eksplorasi tersebut dapat memberikan dampak yang baik untuk Indonesia ke depannya dan peneliti maupun  mahasiswa IPB dapat bergabung dalam ekspedisi tersebut. Ibu Anisa Puspita menyampaikan, “Kedepannya akan ada seleksi Indonesia Young Explore Program di bulan Mei-Agustus 2024 untuk para pemuda bergabung dalam ekspedisi Indonesia – China” sekaligus menutup sambutan beliau di University Lecture Tour hari ini.

Organisasi IDSEE berdiri sejak 10 Mei 2016 di Sanya, Hainan, China. Saat ini IDSEE memiliki lebih dari 280 karyawan dan lebih dari 150 mahasiswa pasca sarjana. IDSEE memiliki 3 bagian yaitu deep sea science division, deep sea engineering and technology division, dan marine equip and operation center. Sampai saat ini, IDSEE memiliki 3 kapal selam besar, beberapa kapal kecil dan alat-alat untuk menjelajahi bagian laut dalam. Mr. Zhou Peng menyampaikan bahwa kapal selam milik IDSEE mampu menyelam hingga kedalaman 11.000m. Eksplorasi dilakukan di Palung Jawa karena keunikannya. Palung Jawa memiliki batas lempeng aktif (zona subduksi) dan batas lempeng pasif. Pada zona subduksi Palung Jawa juga terdapat batas benua (Asia dan Australia), cekungan busur parit, dan masih terjadi gejala alam vulkanisme dan gempa bumi. “R/V Tansuoyihao (HOV Fendouzhe) adalah armada yang digunakan untuk menjelajahi Palung Jawa dengan kecepatan sebesar 1.0 – 2.5 knots dan berkapasitas 3 orang dan sejauh ini telah menyelam sebanyak 244 kali yang dimana 11 diantaranya telah menyelam di kedalaman <10.000m “, jelasnya. Selain itu IDSEE – CSA memiliki program yang bernama Global Trend (global trench exploration and dive programme) yang merupakan awal diadakannya kolaborasi ekspedisi salah satunya Indonesia – Cina di Palung Jawa.

Peneliti IDSEE-CAS, Ms. Zhang Weijia, memberikan pemaparan mengenai cara microbiom di laut dalam dapat beradaptasi. Mikrobiota yang ditemukan pada ekspedisi laut dalam ini sangatlah unik, tidak hanya dari bentuk, warna, dan perilakunya. Mikrobiota di laut dalam ini dapat bernafas secara aerobik dan anaerobik, selain itu juga memiliki ekspresi gen yang kompleks. Diperlukan penelitian lebih lanjut lagi untuk memahami biota laut dalam dengan membawa lebih banyak lagi sampel sehingga diperoleh sampel dengan kualitas yang baik.

Dr. Engki A. Kisnarti yang merupakan dosen Oseanografi di Universitas Hang Tuah juga turut berpartisipasi dalam ekspedisi di Palung Jawa. Kolaborasi ekspedisi Indonesia – Cina di Palung Jawa ini diikuti oleh 2 personil dari BRIN dan 2 dosen (Universitas Hang Tuah dan Universitas Halu Oleo) sebagai perwakilan dari Indonesia. Dalam kesempatan Lectures on Tour ini, Dr. Engki menyampaikan pengalamannya selama menyelam menggunakan armada kapal selam Fendouzhe milik IDSSE-CSA. Ditemani 1 awak kapal dan seorang ahli hewan laut dari Cina, Dr. Engki menjelajahi laut hingga kedalaman 6.800m. “Kami  menemukan banyak biota laut seperti snailfish, sea cucumber, anemone, gastropod, amphipoda, bivalve bahkan cacing laut dan juga sea lily. Biota laut ini kami temui di kedalaman tertentu dengan jarak tempuh 4,5 km. Semakin dalam laut yang kami jelajahi, akan semakin sedikit biota yang kami jumpai”, ujar Dr. Engki sembari menampilkan video rekaman yang diambil selama ekspedisi berlangsung. Dilihat dari sudut pandang oseanografi, adanya kolaborasi ekspedisi Indonesia – Cina ini dapat disimpulkan bahwa banyak sekali hal yang dapat dijelajah dengan teknologi terbaru dan tentu saja menambah referensi untuk ilmu pengetahuan kelautan khususnya kedalaman laut yang saat ini masih penuh misteri.

Kegiatan University Lectures on Tour dan pemaparan hasil ekspedisi oleh para presenter ini tentu saja menarik perhatian audiens. Banyak hal menarik yang mereka ingin diskusikan lebih jauh bersama para presenter dengan harapan di kemudian hari akan banyak kesempatan berkolaborasi dengan banyak negara yang ahli di bidangnya dan mengekspedisi lautan Indonesia yang tentu saja memiliki banyak keberagaman.