Himpunan Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan (Himasper) Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) IPB University telah mengadakan kegiatan Green Belt Conservation (GBC) berupa penanaman dan monitoring mangrove pada Sabtu, 27 Agustus 2022 di Desa Patramanggala, Tangerang, Banten. Kegiatan tersebut merupakan salah satu rangkaian dari mega proker dari Himasper, yaitu Festival Air 2022.

Green Belt Conservation merupakan agenda tahunan berkelanjutan yang diselenggarakan oleh Himasper FPIK IPB University. GBC 2022 mengusung tema “Optimalisasi Potensi Ekosistem Mangrove untuk Meningkatkan Ekonomi Masyarakat Secara Berkelanjutan”. Lebih dari 100 orang berpartisipasi dalam kegiatan adopsi mangrove di Desa Patramanggala, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Tangerang, Banten (27/8).

Kegiatan GBC 2022 ini dilatarbelakangi oleh masyarakat di Desa Patra Manggala, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Tangerang, Banten yang dulunya menganggap keberadaan mangrove mengganggu budidaya udang windu. Penebangan pohon mangrove secara besar-besaran pun sempat dilakukan di daerah ini. Tahun 2006, hasil panen udang windu mencapai 20 kilogram per harinya. Namun setelah ketiadaan mangrove, hasil panen udang lambat laun menurun. Bahkan budidaya udang di daerah ini sempat benar-benar mati.

Melihat kondisi tersebut, mahasiswa dari Himpunan Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (Himasper FPIK), IPB University setiap tahun rutin menanam mangrove di Desa Patra Manggala. Tahun 2022 ini adalah tahun ke-4 Himasper melakukan penanaman dan monitoring mangrove. Penanaman bibit mangrove dilakukan karena mangrove dipercaya sebagai tanaman yang mampu menyerap emisi karbon serta merupakan daerah penting yang mendukung biota air untuk berkembang biak.

Penanaman 1000 bibit mangrove yang terdiri dari 500 bibit jenis Rhizopora sp. dan 500 bibit Bruguiera cylindrica berhasil dilakukan oleh Himasper di Desa Patramanggala atas dukungan dari PT Indonesia Power PLTU Banten 3 Lontar, Dinas Perikanan Kabupaten Tangerang, Perhutani KPH Banten, dan para stakeholder di Desa Patramanggala seperti Camat Kemiri, Kepala Desa Patramanggala, Kelompok Mangrove Desa Patramanggala, Polsek Mauk Kec. Kemiri, serta Koramil Mauk Kec. Kemiri.

Sebelum penanaman bibit mangrove, perwakilan Dinas Perikanan Kabupaten Tangerang, Bapak Hari Mahardika, memberikan edukasi singkat mengenai teknik penanaman dan jenis-jenis mangrove. “Penanaman bibit mangrove dapat dilakukan secara langsung dengan menancapkannya ke dalam substrat berlumpur di lahan yang sudah disediakan. Jika akar mangrove belum muncul, maka polybag tempat bibit mangrove dapat dibuat lubang kecil pada bagian bawah”, ujar Pak Hari. Ternyata, selain memiliki nilai ekologis, mangrove juga memiliki nilai ekonomis dari pemanfaatan buahnya. Buah mangrove dapat digunakan sebagai sebagai bahan pewarna batik, bahan pangan, sirup, dan dodol.

Monitoring mangrove dilakukan dengan tujuan mengetahui petumbuhan dan kondisi mangrove dari hasil penanaman yang dilakukan pada tahun 2019, 2020, dan 2021. Sementara itu, Cecep Kurniawan selaku ketua pelaksana menjelaskan bahwa dari kegiatan Green Belt Conservation selama 4 tahun di Desa Patramanggala ini akan dihasilkan output berupa buku potensi ekosistem mangrove berdasarkan data yang diperoleh dari hasil monitoring secara berkala.

Harapan besar disampaikan oleh Bapak Hadiyanto selaku Camat Kemiri, “Semoga penanaman dan monitoring mangrove ini dapat terus berkelanjutan dan memperluas lokasi penanaman ke desa lain yang ada di Kecamatan Kemiri agar potensi ekosistem mangrove dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas”.